TEKNIK
PENAMBANGAN BATUBARA
Metode Penambangan Batubara
tergantung ;
1.
Keadaan
geologi daerah antara lain :
·
sifat lapisan
batuan penutup.
·
batuan lantai
batubara.
·
sturktur
geologi.
2. Keadaan lapisan batubara dan bentuk deposit.
TAMBANG DALAM
Cara tambang dalam dilakukan dengan jalan membuat lubang persiapan baik
berupa lubang sumuran atau pun berupa lubang datar ataupun lubang menurun
menuju lapisan batubara yang akan di tambang. Selanjutnya dibuat lubang bukaan
pada lapisan batubaranya sendiri.
Cara Penambangan;
Ø Secara manual; menggunakan banyak alat yang
memakai tenaga manusia.
Ø Secara Mekanis ; Mempergunakan alat sederhana
sampai menggunakan sistem elektronis dengan pengendali jarak jauh.
Metode penambangan
batubara dengan metode tambang dalam yang terpenting badalah bagaimana
mempertahankan lubang bukaan seaman mungkin agar terhindar dari kemungkinan;
a. Keruntuhan
atap batuan.
b. Ambruknya
dinding lubang (rib spalling)
c. Penggelembungan
lantai lapisan batubara (floor heave)
Kejadian
tersebut disebabkan oleh terlepasnya energi yang tersimpan secara alamiah dalam
endapan batubara. Energi yang terpendam tersebut merupakan akibat terjadi
perubahan atau deformasi bentuk endapan batubara selama berlangsungnya
pembentukan deposit tersebut. Pelepasan energi tersebut disebabkan oleh adanya
perubahan keseimbangan tegangan yang terdapat pada massa batuan akibat
dilakukannya kegiatan pembuatan lubang-lubang bukaan tambang. Disamping itu,
kegagalan dapat disebabkan batuan dan batubara itu tidak mempunyai daya
penyangga di samping faktor-faktor alami dari keadaan geologi endpan batubara
tersebut.
Untuk mencapai keinginan tersebut maka pada setiap
pembuatan lubang bukaan selalu di usahakan agar ;
1.
Kemampuan penyangga dari atap lapisan
2. Kekuatan
lantai lapisan batubara
3. Kemampuan
daya dukung pilar penyangga
Metode penambangan secara tambang dalam pada garis
besarnya dapat di bedakan
1.
Room and Pillar (Board and Pillar)
2. Loangwall
OPEN PIT – TAMBANG
TERBUKA
Penambangan dengan metoda tambang
terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan galian seperti batubara, ore
(bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja berhubungan langsung dengan
udara luar.dan iklim. Tambang terbuka (open pit mining) juga disebut
dengan open cut mining; adalah metoda penambangan yang dipakai untuk menggali
mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat denganp
ermukaan.
Metoda ini cocok dipakai untuk
endapan yang berbentuk horizontal yang memungkinkan produksi tinggi dengan
ongkos rendah. Walaupun “stripping” dan “quarrying” termasuk ke dalam
open pit mining, namun strip mining biasanya dipakai untuk penambangan batubara
dan quarry mining yang berhubungan dengan produksi non-metallic minerals
seperti dimension stone, rock aggregates, dll.
Kegiatan penambangan ini terkadang
berada di bawah permukaan tanah, bahkan kedalamannya dapat mencapai ratusan
meter seperti pada tambang terbuka tembaga (copper mine) di Bingham Canyon Utah
(USA).
Apabila diyakini keberadaan endapan
mineral dekat dengan permukaan, hingga dapat dipastikan pemilihan metoda
penambangannya adalah tambang terbuka (open pit); hanya perlu dipertanyakan
tentang “economic cut off limitnya”, hingga dimungkinkan adanya perubahan
metoda penambangan ke arah underground (tambang bawah tanah) bila penyebaran
endapan mineral dapat menjamin.
Kebanyakan
tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang terbuka, oleh karena
sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran rendah atau pada daerah
pegunungan dengan topografi yang landai dengan kemiringan lapisan batubara yang
kecil (<30°). Untuk cebakan yang berada di bawah permukaan tetapi
relatif masih dangkal, maka metoda penambangan terbuka umumnya akan lebih
ekonomis dibandingkan dengan tambang dalam (bawah permukaan). Dan bila cebakan itu
berada jauh di bawah permukaan dengan bentuk yang tidak beraturan, maka mungkin
penambangan dengan cara tambang bawah tanah yang masih dianggap ekonomis.
Ada
kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan pemilihan apakah
suatu cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan metoda tambang terbuka
atau tambang dalam yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tanah penutup
(waste) yang harus digali dengan volume atau tonase batubara yang dapat
ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan istilah “stripping
ratio”. Apabila nilai perbandingan ini (stripping ratio) masih dalam
batas-batas keuntungan, maka metoda tambang terbuka dianggap masih
ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di luar batas keuntungan,
maka metoda penambangan tambang dalam yang dipilih.
.
.
Beberapa keuntungan menggunakan
Tambang Terbuka,antara lain :
1)
Produksi tinggi.
2)
Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi.
3)
Ongkos operasi per ton endapan yang
ditambang rendah.
4)
Kegiatan eksplorasi dan keadaan geologi
lebih mudah.
5)
Leluasa dalam pemilihan alat gali/muat.
6)
Recovery tinggi.
7)
Perencanaan lebih sederhana.
8)
Kondisi kerja lebih baik /karena berhubungan
dengan udara luar.
9)
Relatif lebih aman.
10)
Pemakaian bahan peledak leluasa dan
effisien.
.
.
PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN
1.
Biaya penambangan
2.
Batubara yang
dapat di ambil (coal recovery)
3.
Stripping Ratio
4.
Biaya Produksi
5.
Market batubara
6.
Pengotoran
hasil produksi oleh batuan ikutan
STRIPPING RATIO
Suatu rencana penambangan
batubara diperhitungkan apabila dilaksanakan secara tambang dalam memerlukan
biaya Rp 20.000 setiap tonnya. Apabila dilakukan secara tambang terbuka Rp
8000,- sedangkan biaya pengupasan tanag pada tambang terbuka adalah Rp 2000
pertonnya.
Stripping ratio antara
tambang terbuka yang menghasilkan perbedaan biaya impas (break even cost)
dengan penambangann secara tambang dalam adalah
Dengan demikian break even
stripping ratio adalah 6 : 1 yang berarti bahwa untuk mengambil 1 ton batubara
maksimum jumlah tanah penutup harus dibuang 6 ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar